PERENCANAAN JARINGAN TRANSMISI AIR BAKU DARI BAK INTAKE KE BAK PENGOLAHAN PADA WADUK TITAB KABUPATEN BULELENG
Studi Kasus: Waduk Titab Kabupaten Buleleng
Abstract
Air merupakan kebutuhan yang vital bagi kehidupan manusia. Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) sangat penting seiring dengan meningkatnya kebutuhan air di Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana. Berkaitan dengan hal ini, perencanaan pengembangan SPAM dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Waduk Titab dilakukan dengan mengacu pada kapasitas produksi IPA, elevasi lahan, dan jalur pipa transmisi air baku sesuai ketersediaan dan kondisi lahan. Proyeksi kebutuhan air untuk 15 tahun ke depan sesuai target SDGs menunjukkan pelayanan SPAM, yang terdiri dari IPA Waduk Titab di bagian atas dan bawah, dapat mencakup 42 desa di 4 kecamatan di Kabupaten Buleleng, yaitu Kecamatan Gerokgak, Kecamatan Seririt, Kecamatan Busungbiu, dan Kecamatan Banjar, serta 2 desa di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Adapun kriteria konsumsi air adalah 80 l/orang/hari dan persentase kebocoran 5% untuk daerah pedesaan. Potensi sumber air diprediksi mengalami surplus sampai dengan tahun 2033 sebesar rata-rata 12.14 l/dt. Jaringan hidrolis perpipaan transmisi direncanakan memerlukan bak intake berkapasitas 3.150 m3 dengan pengaliran menggunakan pipa jenis Galvanis Iron Pipe (GIP) melalui sistem pompa. Pada jaringan transmisi menuju bak pengolahan IPA atas dengan debit 165 l/dt ditentukan dimensi inside diameter (ID) pipa393,6 mm, panjang pipa 6.440 m, dan head pompa sebesar 150 m. Sedangkan, untuk transmisi ke bak pengolahan IPA bawah dengan debit 185 l/dt ditentukan dimensi ID pipa 438,4 mm, panjang pipa 2.070 m, dan head pompa sebesar 200 m. Untuk ke depannya, optimalisasi SPAM dapat dilakukan melalui pengembangan jaringan distribusi. Selain itu, perlu adanya evaluasi apabila terdapat perbedaan kriteria perhitungan kebutuhan air.