UNSUR-UNSUR NEO-VERNAKULAR PADA MASJID AGUNG NURUL HUDA, SUMBAWA BESAR
Abstract
Arsitektur Neo-Vernakular merupakan arsitektur yang menunjukan bentuk baru dan modern namun masih memiliki ciri khas dari daerah setempat. Biasanya ide bentuk diambil dari daerah setempat namun dibuat menjadi lebih modern mengikuti perkembangan zaman. Erdiono (2011) menyebutkan ada empat model pendekatan: bentuk dan makna tetap; bentuk tetap makna berubah; bentuk berubah makna tetap; dan bentuk dan makna berubah. Kemunculan Arsitektur Neo-Vernakular menggugah kembali semangat pencarian jatidiri dan identitas arsitektur di Indonesia. Mulai banyak bermunculan karya arsitektur yang dengan sadar mengambil unsur-unsur lokalitas dan mengemasnya secara modern sesuai dengan perkembangan zaman.
Masjid Agung Nurul Huda di Sumbawa Besar merupakan bangunan masjid baru yang dibangun di lokasi yang sama dengan masjid lama yang dirobohkan. Secara historis tidak bisa dilepaskan dari kedudukannya sebagai masjid Kesultanan Sumbawa dan secara kultural dengan nilai-nilai budaya Sumbawa. Kesan utama tampilan baru Masjid Agung Nurul Huda adalah suatu masjid yang bercitra modern dan megah. Unsur-unsur lokal baik yang tampil dalam bentuk aslinya atau dalam kemasan yang berbeda memberi kesan lokalitas.
Penelitian ini membahas unsur-unsur neo-vernakular yang terdapat pada Masjid Agung Nurul Huda, Sumbawa Besar dengan mengacu pada kriteria, ciri-ciri dan prinsip-prinsip Arsitektur Neo-Vernakular. Metoda penelitian menggunakan metoda deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Dari pembahasan yang dilakukan, disimpulkan bahwa pada Masjid Agung Nurul Huda secara umum terlihat kriteria, ciri dan prinsip Arsitektur Neo-Vernakular. Bentuk dasar bangunan, struktur, bentuk atap, tangga, bahan serta beberapa ornamen lokal merupakan unsur yang mewakili sisi tradisi. Struktur utama dan bahan beton serta pemakaian kaca secara dominan merupakan unsur yang mewakili sisi modern. Sisi modern dan tradisi saling berdaptasi dalam suatu paduan.